Senin, 24 Desember 2012

PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Berkembang adalah tuntutan agar tetap dapat hidup. Perkembangan selalu dikaitkan dengan perubahan. Perubahan adalah akibat dari perkembangan. Perkembangan dapat terjadi kea rah positif ataupun kea rah negative. Perkembangan kea rah positif memberikan kekuatan bagi organisasi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan kea rah negative akan mengakibatkan kemunduran.
Perubahan lingkungan yang demikian cepat tidak dapat lagi diatasi dengan proses perkembangan yang alamiah. Desain pengembangan untuk mewujudkan perubahan yang terencana sanagt dibutuhkan agar organisasi dapat berkembang kea rah positif dan mampu beradaptasi dengan lingkungan.
1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah factor-faktor perubahan organisasi?
2.      Bagaimana proses perubahan?
3.      Apakah ciri-ciri pengembangan organisasi?
4.      Apakah metode pengembangan organisasi?

1.3  Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 1.

1.4  Manfaat
1.      Mengetahui factor dalam perubahan organisasi.
2.      Mengetahui poses dari perubahan.
3.      Mengetahui ciri-ciri pengembangan organisasi.
4.      Mengetahui metode dalam pengembangan organisasi.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Faktor – Faktor Perubahan Organisasi

Perubahan sering terjadi dalam lingkungan sehari-hari baik secara individu ataupun organisasi. Perubahan dapat terjadi karena dua factor yaitu factor internal dan eksternal.
1.      Factor internal
Adalah semua factor yang ada dalam organisasi tersebut dimana factor tersebut dapat mempengaruhi organisasi tersebut. Contoh nya masalah keuangan yg terjadi dalam suatu organisasi yg dapat menyebabkan perubahan struktur keorganisasian atau bahkan perubahan system.

2.      Faktoe eksternal
Adalah semua factor yang berada diluar organisasi tersebut. Contohnya dalah maslah politik dan hukum yang terjadi akhir-akhir ini.
                       
2.2  Proses Perubahan

Dalam proses perubahan ada beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah :

1.      Pengkajian . pengkajian dilakukan dengan melihat perubahan yang akan terjadi apakah kea rah yang positif atau ke arah negative. Jika ke arah positif akan memberi dampak yang baik bagi organisasi tersebut. Namun jika kea rah negative akan memebrikan dam[ak yang tidak baik bagi organisasi tersebut seperti terhambat nya suatu kegiatan.
2.      Pengidentifikasian. Pengidentifikasian dilakukan dengan melihat semua factor yang menyebabkan terjadinya perubahan yang harus diteliti dengan cermat sehingga dapat dicari jalan keluarnya.
3.      Menetapkan perubahan. Sebelum langkah perubahan diambil seorang pimpinan harus yakin bahwa perubahan memang harsu dilakukan baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun mempertahankan eksistensi organisasi.
4.      Menentukan strategi. Apabila pimpinan sudah yakin maka harus disusun strategi yang tepat untuk mewujudkannya.
5.      Melakukan evaluasi. Untuk mengetahui hasil dari perubahan apakah bersifat positif atau negative, perlu dilakukan penilaian.


2.3  Ciri-ciri pengembangan organisasi

        Pengembangan organisasi yang efektif memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1.      Merupakan strategi terencana dalam mewujudkan perubahan organisasional, yang merupakan sasaran jelas berdasarkan diagnose yang tepat tenteng permasalahan yang dihadapi.
2.      Merupakan kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan.
3.      Menekankan cara-cara baru yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja dalam organisasi.
4.      Mengandung n ilai humanistic dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
5.      Menggunakan pendekatan komitmen sehingga selalu mem[erhitungkan pentingnya interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerjau sebagai bagian integral di suasana yang utuh.
6.      Menggunakan pendekatan ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.


2.4  Metode pengembangan organisasi

Dalam kegiatan pengembangan organisasi terdapata berbagai macam metode yang pada dasarnya dikelompokkan dalam 2 macam yaitu metode pengembangan perilaku dan metode pengembangan keterampilan dan sikap.

1.      Metode pengembangan perilaku
Merupakan metode yang berusaha menyerlidiki secara mendalam tentang proses perilaku keompok dan individu. Hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai cara, yaitu:
a.       Jaringan manajerial, adalah suatu metode penegmbangan organisasi yang didasarkan jaringan manajerial. Gaya kepemimpinan aka menjadi sangat efektif apabila perhatian pimpinan terhadap produksi dan orang dalam keadaan seimbang. Dalam hal ini pimpinan menunjukan perhatian.
b.      Latihan kepekaan, adalah kepekaan terhadap diri sendiri dan hubungan diri sendiri dengan orang lain.
c.       Pembentukan tim, merupakan metode pengambangan organisasi dengan mengembangkan perilaku kelompok ,melalui teknik intervensi  yang disebut dengan pembentukan kelompok. Tujuannya unyu melakukan pekerjaansecara efektif.
d.      Umpan balik survey, adalah metode yang berusaha mengumpilkan data-data dari para anggota organisasi.


2.      Metode pengembanga keterampilan dan sikap
Merupakan suatu program latihan yang dilaksanak secara terus menerus dengan tujuan untuk meningkat kan pengetahuan, keterampilan dan sikap para anggota organisasi. Program latihan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a.       Latihan ditempat kerja. Latihan ini melatih anggota untu enjalankan pekerjaan dengan lebih efisien. Keuntunga yang diperoleh yaitu sangat ekonomis, selain itu prestasi anggota  tidak akan berkurang.
b.      Latihan intruksi kerja. Terdiri dari 3 macam yaitu Job Instruction Training, Job Method Training dan Job Relation Training.
c.       Latihan diluar tempat kerja. Merupakan latihan yang dilakukan diluar tempat kerja. Keuntungannya adalah adanya motivasi dari para peserta latihan.
d.      Latihan ditempat kerja tiruan. Merupakan latihan yang diberikan pada tempat kerja tiruan. Latihan ini umumnya diberikan kepada mereka yang bekerja di tempat  yang membawa resiko cukum besar.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Perubahan itu dibutuhkan oleh organisasi untuk meningkatkan kemampuan organisasi ataupun untuk eksistensi organisasi tersebut. Perubahan pun dapat terjadi kea rah negative dan positif. Perubahan ke arah positif akan memperlancar kegiatan dan perubahan kea rah negative akan menghambat kegiatan.




Daftar Pustaka




Read more

Selasa, 30 Oktober 2012

TIPE ORGANISASI DAN KONFLIK ORGANISASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama.  Sebuah organisasi terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek sepertyi penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama. Organisasi yang baik selain dengan kekompakan antar anggotanya adalah organisasi yang diakui oleh masyarakat karena mmeberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia sebagai anggota.
Orang-orang dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini bukan berlaku seumur hidup tetapi sebaliknya mereka merasakan keterkaitan dalam menghadaipi perubahan yang konstan dalam keanggotaan mereka.

1.2  Rumusan masalah
1.      Apa tipe dan bentuk organisasi?
2.      Bagaimana sturktur atau skema organisasi?
3.      Apa saja konflik organisasi?
4.      Sebutkan contoh organisasi dalam lingkungan?

1.3  Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 1.

1.4  Manfaat
1.      Memahami tentang organisasi
2.      Memahami dinamika organisasi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Tipe dan Bentuk Organisasi
2.1.1  Tipe Organisasi
Dalam organisasi di Indonesia saat bermacam-macam bentuk organisasi baik bersifat organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik. Bahkan dalam pemerintahan di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu terdiri dari anggota dan pengurus. Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan sebagai berikut:
2.1.1.1. Piramida Mendatar(Flat) 
  Mempunyai ciri-ciri diantaranya:
a.    Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b.    Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c.    Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil, di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.

2.1.1.2. Piramida Terbalik
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
2.1.1.3. Tipe Kerucut
Tipe organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.      Rentang kendali sempit.
c.       Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.      Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.       Jumlah informasi jabatan cukup besar.

2.1.2  Bentuk Organisasi
 Dalam berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi diantaranya:
·         Bentuk organisasi staff
·         Bentuk organisasi lini
·         Bentuk organisasi fungsional
·         Bentuk organisasi fungsional dan lini
·         Bentuk organisasi fungsional dan staff
·         Bentuk organisasi lini dan staff

2.2  Struktur atau Skema Organisasi
Struktur Organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokan dan dikoordinasikan secara formal. Elemen struktur organisasi adalah sebagai berikut:
a.       Spesialisasi pekerjaan : sejauh mana pekerjaan dalam organisasi dibagi- bagi dalam beberapa bidang.
b.      Departementalisasi : dasar yang diapaki untuk pengelompokan pekerjaan secara bersama- sama.
c.       Rantai komando : garis wewenang yang tanpa putus membentang dari puncak organisasi ke paling bawah.
d.      Rentang kendali : jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efisien.
e.       Sentralisasi dan desentralisasi: sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik.
f.       Formalisasi : sejauh mana pekerjaan didalam organisasi dibakukan.

2.3  Konflik Organisasi
2.3.1        Pengertian Konflik
Konflik adalah suatu proses antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan. Konflik itu sendiri merupakan situasi yang wajar dalam masyarakat. Konflik itu akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik menurut Robbin (1996) adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuain antara dua [endapat yang berpengaruh terhadap pihak- pihak yang terlibat.

2.3.2        Jenis dan Sumber Konflik
Jenis- jenis konflik adalah sebagai berikut:
a.       Konflik dalam diri individu yaitu terjadi bila seorang individu menghadapi ketidakpastian.
b.      Konflik antar individu dalam organisasi yang yaitu diakibatkan oleh perbedaaan kepribadian. Konflik ini berasal dari adanya konflik antar peranan.
c.       Konflik antara individu dan kelompok yaitu berhubunga dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakn oleh kelompok kerja mereka.
d.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama yaitu terjadi kerana pertentangan kepentingan antar kelompok atau antar organisasi.
e.       Konflik organisasi yaitu timbul akibat bentuk persaingan ekonomo dalam system perekonomian suatu Negara. Konflik inti telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru , teknologi dan jasa, harga- harga lebih rendah dan penggunaa sumber daya lebih efisien.

Sumber –sumber konflik adalah sebagai berikut :
a.       Perbedaan individu yaitu meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
b.      Perbadaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda pula.
c.        Perbedaan kepentingan individu atau kelompok.
d.      Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
e.       Perbedaan pola interaksi yang satu dengan yang lainnya.

2.3.3        Strategi penyelesaian konflik
Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik:
a.       Berkompetisi
            Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan kepentingan sendiri diatas kepentingan pihak lain. \
b.      Menghindari konlfik
            Tindakan ini dilakukan jika salahn satu pihak menghindar dari situasi tersebut secara fisik ataupun psikologis. Sifat tindakan ini hanya menunda konflik yang terjadi. Menghindari konflik bias dilakukan jika masing-masing pihak mencoba mendinginkan suasana.
c.       Akomodasi
            Yaitu mengalah dan mengorbankan beberapa kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu. Hal ini dilakukan jika kita merasa bahwa kepentingan pihak lain lebih utama.
d.      Kompromi
            Tindakan ini dilakukian jika ke dua belah pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama-sama penting dan berhubunga baik menjadi utama.
e.       Berkolaborasi
            menciptakan situasi menang-menang dengan saling bekerjasama. Tindakan ada pada diri kita sendiri dengan konsekuensi dari masing-masing tindakan.


2.3.4        Motivasi

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan..
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsic dan ekstrinsic. Motivasi yang bersifat intinsik adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi, orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun kompensasi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Organisasi mempunyai beberapa tipe yang mencerminkan tingkatan hirarki dari organisasi tersebut. Di dalam berorganisasi tidak akan luput dari masalah atau konflik. Konflik dalam berorganisasi wajar adanya karena di dalam organisasi terdiri dari sekelompok orang yang mempunyai ego masing- masing. Tetapi perbedaan pendapat dan juga ego itu tidak seharusnya merusak rasa kebersamaan. Banyak cara untuk menyelesaikan konflik tersebut secara baik.



Read more