Senin, 30 Desember 2013

CONTOH TOPIK UMUM KE TOPIK KHUSUS

Langkah-langkah pembuatan topik umum (General topik) ke topik yang lebih khusus :

1.   Langkah pertama menentukan dahulu topik yang berkedudukan general atau topik umum yang akan digunakan,
2.   Langkah Kedua memberi pertanyaan apakah topic tersebut masih dapat diperinci secara lanjut, jika masih dapat diperinci, tempatkan rincian tersebut, kemudian pilih dari rincian tersebut yang akan ditulis atau diteliti setelah itu ajukan pertanyaan yang sama pada rincian yang dipilih hingga didapat topik yang khusus.
3.      Langkah Ketiga setelah diuji, membuat sebuah outline atau kerangkakarangannya.

Contoh pembuatan topik dimulai dari topik besar hingga ketopik khusus:

1. Tentukan topik besar (general topik)
     Seni

2. Ajukan pertanyaan : apakah Masalah Sosial masih dapat diperinci secara lanjut ?
    Jawab :Ya
    Rinciannya :
1. Seni peran atau film
2. Seni tari
3. Seni musik
4. Seni rupa atau lukis


  3.Pilih salah satu dari rincian topik besar  yang akan diteliti lebih lanjut
  Seni musik

4. Ajukanpertanyaan : apakah  Kejahatan masih dapat diperinci secaral anjut ?
    Jawab :Ya
    Rinciannya :
1. Musik klasik
2. Musik populer

5. Pilih salah satu dari rincian yang akan diteliti lebih lanjut
   Musik pupoler

6. Ajukan pertanyaan :apakah Pembunuhan masih dapat diperinci secara lanjut ?
    Jawab :Ya
    Rinciannya :  
1.      Pop
2.      Jazz
3.   Blues
4.   Rock
5.   Keroncong
6.   Dangdut
                       
7. Pilih salah satu dari rincian yang akan diteliti lebih lanjut
    Keroncong

8. Ajukan pertanyaan :apakah Pembunuhan berencana masih dapat diperinci secara lanjut ?
    Jawab :Tidak

Dari proses diatas, akan terlihat topik khusus yang akan diteliti atau dibahas lebih lanjut.
Topik khusus yang dipilih adalah Seni
Selanjutnya, membuat outline untuk pembahasan Keroncong 

Outline yang dapat dibuat untuk topik Masalah Sosial, yaitu :
1. Sejarah Musik Keroncong
2. Komponis Musik Keroncong
3. Alat Musik Yang Digunakan
4. Contoh Lagu Musik Keroncong

Selanjutnya mengembangkan outline atau kerangkakarangan yang telah dibuat sehingga dapat membentuk sebuah makalah dengan topik khusus yang telahdipilih.


Read more

Jumat, 22 November 2013

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)


1.      Pengertian
Outline adalah kerangka, regangan atau garis besar. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis. Karangan adalah karya tulis dari kegiatan seseorang mengungkap kan gagasan melalui bahasa tulisan. Jadi, kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis besar dari suatu karangan atau tulisan secara sistematis dari pikiran –pikiran utama dan penjelas yang menjadi pokok bahasan.

2.      Manfaat outline (kerangka karangan)
a.       Untuk menjamin tulisan terarah dan konseptual
b.      Untuk menyusun kerangka karangan secara teratur
c.       Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik.
d.      Memudahkan penulis menciptakan klimak yang berbeda-beda.
e.       Menghindari penggarapan topik lebih daru dua kali atau lebih
f.       Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

3.      Pola susunan outline
Secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Pola alamiah merupakan suatu urutan unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata. Pola alamiah memakai pendekatan beradasrkan faktor alamiah yang esensial dan mengikutin keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Pola alamiah terbagai menjadi 3 yaitu:
§  Kronologis (waktu) merupakan urutan yang didasarkan runtutan peristiwa. Contoh yaitu riwayat hidup seseorang.
§  Spasial (ruang) merupakan ladasan yang paling penting bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat denga ruang atau tempat. Urutan ini biasa digunaka dalam tulisan yang bersifat deskriptif. Contoh yaitu dalam topik hutan yang sering mengalami kebakaran.
§  Topik yang ada merupakan suatu peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan beradasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarlan hal tersebut, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berurut dalam karanga tanpa mempersoalkan bagian mana yang lebih penting.

b.      Pola logis merupakan tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menetukaan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan yang logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya tetapi erat denga tanggapan penulis. Pola logis menggunakan pendekatan jalan pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dibagi menjadi 6 yaitu:
§  Klimaks dan antiklimaks. Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh nya dalam topik turunnya Suharto seperti keresahan masyarakat, praktek KKN dan  kerusahan sosial
§  Kausal. Mencakup dua pola yaitu urutan sebgai sebab  ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggak sebagai sebab yang kemudian di lanjutkan dengan perincian yang menelusuri akibat yang  mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau persoalan yang umumnya dihadapi manusia. Contohnya dalam topik krisis moneter melanda tanah air seperti tingginya harga bahan pangan, penyebab krisis moneter dan dampaknya.
§  Pemecahan masalah. Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atas permasalahan tersebut. Uraian yang mempergunakan landasan ini teridiri dari tiga bagain utama yaitu deskripsi mengenai peristiwa, dan akhirnya alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Contohnya dalam topik virus flu babi seperti apa itu viru h5n1, bahaya virus tersebut dan cara menganggulanginya.
§  Umum khusus. Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh lalu diikuti dengan pembahasan secara terperinci. Contohnya dalam topik pengaruh internet seperti pengguna internet yaitu anak, remaja, dan dewasa, manfaat interner yaitu media informasi,bisnis dan jaringan sosial, dan lain-lain.
§  Familiaritas. Dimulai dengan mengemukankan sesuatun yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaaan tertentu cara ini diterapkan dengan menggunakan analogi.
§  Akseptabilitas. Urutan ini mirip dengan familiaritas dimana akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh pembaca.

4.      Macam-macam outline
a.       Berdasarkan sifat rinciannya
§  Kerangka karanga sementara / non formal terdiri dari 2 tingkat yaitu topiknya tidak komplek dan akan segera digarap.
§  Kerangka karangan formal terdiri dari 3 tinggak yaitu topiknya sangat komplek, topiknya sederhana tetapi tidak segera digarap.
Cara kerjanya yaitu rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah menjadi sub yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama.
b.      Berdasarkan perumusan teksnya
§  Kerangka kalimat
§  Kerangka topik
§  Gabungan antara keduanya

5.      Syarat outline yang baik
a.       pengungkapkan maksud harus jelas. Pililah topik yang merupakan hal yang khas kemudian tentukan tujuan yang jelas.
b.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c.       Pokok-pokok dalam kerangka harus disusun secara logis, sehingga rangkaian gagasan tergambar jelas.
d.      Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyususn karangan dibutuhkan langkah awal untuk membentuj kebiasan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

6.      Langkah-langkah menyusun karangan
a.       menentukan tema dan judul. Tema adalah pokok persoalan yang mendasari karangan. Judul adalah kepala karangan.
b.      mengumpulkan bahan. Bahan dapat dikumpulkan dengan banyak cara sesuai dengan cara dari masing-masing penulis.
c.       menyeleksi bahan. Agar tidak terlalu bias dan abstrak perlu memilih bahan yang sesuai dengan tema pembahasan melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuknya:
a.      Catat hal penting
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan
c.       Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan ilmiah
d.      Membuat kerangka yang berfungsi sebagai berikut:
§  Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
§  Memudahkan penulis dalam menguraikan permasalahan.
§  Membantu menyeleksi materi yang penting atau yang tidak.

7.      Tahapan dalam menyusun Outline
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelakan gagasan yang timbul)
b.      Mengatur urutan gagasan
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub bab.
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap. Kerangka yang baik adalah yang urut dan logis karena bila ada gagasan yang bersilang akan mempersulit proses pengembangan .
e.       Mengembangkan  kerangkan karangan. Proses ini bergantung pada penguasaan terhadap materi yang ditulis.

DAFTAR PUSTAKA
http://jawerez.wordpress.com/2010/01/13/outline-kerangka-karangan/
http://nina-gusnedy.blogspot.com/2010/05/outline-kerangka-karangan.html
http://gladysdizz.blogspot.com/2010/06/outlinekerangka-karangan.html
Read more

Kamis, 14 November 2013

PERBEDAAN TOPIK, TEMA DAN JUDUL


1.      TOPIK
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topikpembicaraan Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akanmasalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
a.       Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
b.      Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
c.       Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
d.      Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Syarat-syarat sebuah topic sebagai berikut:
a.       Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
b.       Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.


2.      TEMA

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Ciri – ciri tema yang baik :
a.       Tema menarik perhatian penulis. Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.
b.      Tema dikenal/diketahui dengan baik. Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
c.        Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d.      Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.


3.      JUDUL
Judul adalah identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul sebaiknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.


Syarat-syarat pembuatan judul :
a.       Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c.       Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
a.       Judul langsung. Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
b.      Judul tak langsung Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Fungsi Judul :
a.       Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
b.      Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
c.       Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d.      Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.


DAFTAR PUSTAKA
http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html



Read more

Kamis, 31 Oktober 2013

ALINEA ATAU PARAGRAF

ALINEA ATAU PARAGRAF
1.      Pengertian alinea atau paragraf
Alinea (Paragraf) adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

2.      Syarat alinea
a.      Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
b.      Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
c.        Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
d.      Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkar, 4 hal :
§ Penyusunan kalimat topik,
§ Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
§ Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
§  Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf. 
e.       Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
§ pola runtunan waktu,
§ pola uraian sebab akibat,
§  pola perbandingan dan pertentangan,
§  pola analogi,
§ pola daftar, dan
§  pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan paragraf :
a.        Secara alami
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
b.      Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
c.       Umum Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.

3.      Fungsi atau manfaat dari alinea
a.      Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
b.      Memudahkan pemahamn jalan pikiran atau ide pokok.
c.       Memungkinkan pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis.
d.      Mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.
e.      Sebagai alat penyampai pikiran
f.        Sebagai penanda pikiran baru dimulai
4.      Tujuan pembentukan alinea
a.      Memudahkan pengertia dan pemahan dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat dua tema maka dipecah menjadi dua alinea.
b.      Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini, konsentarsi terhadap tema aline lebih terarah.

5.      Unsur- unsur alinea
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
a.       Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topic merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
b.       Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
§  Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
§   Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
§   Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
§  Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
c.       Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
d.      Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
·         Provokatif (menarik)
·          Berbentuk frase
·          Relevan (sesuai dengan isi)
·         Logis
·         Spesifik

6.      Ciri – ciri kalimat utama dan penjelas
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.

a.        Ciri kalimat topik :
·         Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
·         Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
·          Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
·         Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.

b.        Ciri kalimat pendukung :
·         Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
·          Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
·         Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi.
·         Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topic

7.      Jenis- jenis alinea
a.      Berdasarkan tujuan
§  Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas dan menarik dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh :
Pemilu  baru saja usai. Sebgaian oarang terutama caleg yang sudah pasti jadi ,erasa bersyukur karena pemilu berjalan lancar seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stres berat hingga tidak bisa tidur dan tidak mau makan.
§  Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik paragraf ini lebih panjang dari paradraf pembuka. Sifat paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisi, paragraf itu harud disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar untuk kemudian melangkah kepada paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
§  Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan atau penegasan kembali mengenai hal- hal yang dianggap penting.
Contoh:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.           


b.      Berdasarkan letak kalimat utama
§  Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai terdapatnya kalimat uatam di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
                                    Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana ituharus disimpan dulu. Para peserta suda h menyepakati nya. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunkannya untuk membuka usaha baru.

§  Paragraf induktif
Paragraf ini diikuti dengan terdapatnya kalimat utam diakhir paragraf dan diawali denga uraian atau penjelasan bersofat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
                                    Contoh:
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar, informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efekti dan efisien.

§  Paragraf campuran
Paragraf ini ditandai dengan adanya kalimat utama diawal dan diakhir paragraf. Kalimat utama yang terketak diakahir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
                                    Contoh;
Dalam kehidupan sehari- hari manusia tida akan dapat dilepaskan dari komunikas. Kegiatan apapun yang  dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana atau modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

c.       Berdasarkan isinya
§  Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
                                    Contoh:
Para pedagang daging aspi di pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengani import daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadapa daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

§  Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta konsep sebagai alasan atau bukti.
Contoh:
Sebagian anak indonesia belum dapat menikamati kebahagian masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak kecil dibawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafakah oeh orangtuanya. Hal ini dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis atau mengais kotak sampah. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter. Kecenderungan orangtua memperkerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat dimana-mana.

§  Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah- olah melihat merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona dihadapannya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati gari pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengensankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, gadun lancip yang menawan, serta bibir yang berbelah. Dia sungguh tampak sempurna.

§  Persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca agar berbuat sesuai dengan yang diinginkan pengarang.
                                    Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadapa sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusaian dan keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap saling tolong menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusiaan dan saling mencintai.

§  Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa secar kronologis sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebgaian besar berdasarkan imajinasi.
                                    Contoh:
Jam istirahat Joni tengah menulis sesuatu dibuku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitkan kening , tersenyum dan kembali menuis.
           

                       
8.      Perkembangan alinea
a.      Pola paragraf definisi merupakan penjelasan sesuatu dengan jelas. Pola paragraf definisi biasanya menggunakan sebuah konjungsi (adalah, ialah, yaitu) yang dicantumkan pada paragraf supaya lebih mudah dimengerti.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Definisi :
Apakah itu Intranet? Kata intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang belum mengetahuinya. Kata intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah jaringan komputer yang berbasis protokol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet digunakan dalam keadaan internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor, bahkan warung internet(WARNET) pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh di dalam suatu tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet tidak perlu terhubung menuju sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga intranet hanya terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah. Intranet menggunakan semua protocol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan intranet memiliki “private” internet.

b.       Pola paragraf sebab-akibat atau yang pada umumnya disebut pola kausal, dapat dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat suatu peristiwa. Dalam hal ini sebab dapat menjadi gagasan utama, sedangkan akibat dapat menjadi perincian pengembangannya, ataupun sebaliknya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat :
Jika kita sering berolahraga dengan benar, tentunya tubuh kita akan sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki banyak manfaatnya terhadap kesehatan tubuh. Dengan proporsi dan pilihan yang tepat dengan dilakukan secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang terus mencoba menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh dan mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternative untuk proses penyembuhan seperti halnya obat-obatan. Karena olahraga memiliki lebih sedikit efek samping dibanding jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang membuat olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif yaitu olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling keras, yakni jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak jantung optimal 60 hingga 70 persen dari detak jantung maksima, sehingga mampu membuat jantung berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkulasi darah.

c.       Pada pola paragraf proses merupakan termasuk jenis paragraf deskriptif. Paragraf proses yaitu paragraf yang menjelaskan atau menginformasikan suatu proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu urutan langkah.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf  Proses:
Tentunya kita semua mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi merupakan makanan murah dan bergizi.  Banyak protein yang dikandung oleh tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah yang  pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita siapkan sebelumnya.  Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua jam sehingga menjadi dingin.  Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar, kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah terlihat empuk, angkat dan buang airnya. Cuci kedelai dibawah air mengalir untuk membuang sisa kulit arinya, kemudian tiriskan hingga kering. Atur kedelai didalam wadah dengan permukaan lebar, setelah dingin taburi permukaan kedelai dengan ragi tempe, aduk hingga merata, kemudian masukan kedelai yang telah diberi ragi kedalam plastik secara merata, tutup rapat ujungnya, kemudian lubangi plastik tersebut secukupnya untuk udara. Simpan bungkusan tempe tersebut ditempat yang terdapat sirkulasi udaranya selama kurang lebih 35 jam.

d.      Paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, atau paduan keduanya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Contoh :
Sebagai seorang pengusaha harus memiliki modal untuk mambangun usahanya. Seorang pengusaha besar biasanya memiliki modal yang besar dalam membangun usahanya. Sedangkan pengusaha kecil biasanya memiliki modal yang kecil dalam membangun usahanya. Baik itu bermodal besar maupun bermodal kecil, seorang pengusaha diarahkan untuk mengolah dan mengatur modal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang hendak dicapai. Bagi pengusaha yang bermodal kecil, jika berani mengambil resiko, rintangan dan tantangan dalam mengembangkan usahanya, maka akan dapat menjadi seorang pengusaha yang besar. Jatuh-bangun sebuah usaha akan memberikannya pengalaman dan kekuatan untuk memperluas usahanya sehingga menjadikannya seorang pengusaha yang besar. Banyak pengusaha besar berawal dari modal yang kecil sehingga memiliki usaha bermodal besar dengan sikap pantang menyerah dan memiliki keberanian dalam membangun usahanya. Hal tersebut merupakan sebuah contoh bahwa seorang pengusaha yang bermodal kecil dapat menjadi pengusaha besar dengan keberanian dan sikap pantang menyerah.

e.       Pola Paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraph melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi :
Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan, mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA




Read more