Jumat, 22 November 2013

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)


1.      Pengertian
Outline adalah kerangka, regangan atau garis besar. Jadi outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis. Karangan adalah karya tulis dari kegiatan seseorang mengungkap kan gagasan melalui bahasa tulisan. Jadi, kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis besar dari suatu karangan atau tulisan secara sistematis dari pikiran –pikiran utama dan penjelas yang menjadi pokok bahasan.

2.      Manfaat outline (kerangka karangan)
a.       Untuk menjamin tulisan terarah dan konseptual
b.      Untuk menyusun kerangka karangan secara teratur
c.       Membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik.
d.      Memudahkan penulis menciptakan klimak yang berbeda-beda.
e.       Menghindari penggarapan topik lebih daru dua kali atau lebih
f.       Memudahkan penulis mencari materi pembantu.

3.      Pola susunan outline
Secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu :
a.       Pola alamiah merupakan suatu urutan unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata. Pola alamiah memakai pendekatan beradasrkan faktor alamiah yang esensial dan mengikutin keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Pola alamiah terbagai menjadi 3 yaitu:
§  Kronologis (waktu) merupakan urutan yang didasarkan runtutan peristiwa. Contoh yaitu riwayat hidup seseorang.
§  Spasial (ruang) merupakan ladasan yang paling penting bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat denga ruang atau tempat. Urutan ini biasa digunaka dalam tulisan yang bersifat deskriptif. Contoh yaitu dalam topik hutan yang sering mengalami kebakaran.
§  Topik yang ada merupakan suatu peralihan yang dapat dimasukkan dalam pola alamiah adalah urutan beradasarkan topik yang ada. Suatu peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk menggambarlan hal tersebut, mau tidak mau bagian-bagian itu harus dijelaskan berurut dalam karanga tanpa mempersoalkan bagian mana yang lebih penting.

b.      Pola logis merupakan tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menetukaan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu susunan yang logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya tetapi erat denga tanggapan penulis. Pola logis menggunakan pendekatan jalan pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dibagi menjadi 6 yaitu:
§  Klimaks dan antiklimaks. Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol. Contoh nya dalam topik turunnya Suharto seperti keresahan masyarakat, praktek KKN dan  kerusahan sosial
§  Kausal. Mencakup dua pola yaitu urutan sebgai sebab  ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggak sebagai sebab yang kemudian di lanjutkan dengan perincian yang menelusuri akibat yang  mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau persoalan yang umumnya dihadapi manusia. Contohnya dalam topik krisis moneter melanda tanah air seperti tingginya harga bahan pangan, penyebab krisis moneter dan dampaknya.
§  Pemecahan masalah. Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atas permasalahan tersebut. Uraian yang mempergunakan landasan ini teridiri dari tiga bagain utama yaitu deskripsi mengenai peristiwa, dan akhirnya alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Contohnya dalam topik virus flu babi seperti apa itu viru h5n1, bahaya virus tersebut dan cara menganggulanginya.
§  Umum khusus. Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh lalu diikuti dengan pembahasan secara terperinci. Contohnya dalam topik pengaruh internet seperti pengguna internet yaitu anak, remaja, dan dewasa, manfaat interner yaitu media informasi,bisnis dan jaringan sosial, dan lain-lain.
§  Familiaritas. Dimulai dengan mengemukankan sesuatun yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal yang kurang dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaaan tertentu cara ini diterapkan dengan menggunakan analogi.
§  Akseptabilitas. Urutan ini mirip dengan familiaritas dimana akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh pembaca.

4.      Macam-macam outline
a.       Berdasarkan sifat rinciannya
§  Kerangka karanga sementara / non formal terdiri dari 2 tingkat yaitu topiknya tidak komplek dan akan segera digarap.
§  Kerangka karangan formal terdiri dari 3 tinggak yaitu topiknya sangat komplek, topiknya sederhana tetapi tidak segera digarap.
Cara kerjanya yaitu rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah menjadi sub yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama.
b.      Berdasarkan perumusan teksnya
§  Kerangka kalimat
§  Kerangka topik
§  Gabungan antara keduanya

5.      Syarat outline yang baik
a.       pengungkapkan maksud harus jelas. Pililah topik yang merupakan hal yang khas kemudian tentukan tujuan yang jelas.
b.      Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c.       Pokok-pokok dalam kerangka harus disusun secara logis, sehingga rangkaian gagasan tergambar jelas.
d.      Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk menyususn karangan dibutuhkan langkah awal untuk membentuj kebiasan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

6.      Langkah-langkah menyusun karangan
a.       menentukan tema dan judul. Tema adalah pokok persoalan yang mendasari karangan. Judul adalah kepala karangan.
b.      mengumpulkan bahan. Bahan dapat dikumpulkan dengan banyak cara sesuai dengan cara dari masing-masing penulis.
c.       menyeleksi bahan. Agar tidak terlalu bias dan abstrak perlu memilih bahan yang sesuai dengan tema pembahasan melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
Berikut ini petunjuknya:
a.      Catat hal penting
b.      Jadikan membaca sebagai kebutuhan
c.       Banyak diskusi dan mengikuti kegiatan ilmiah
d.      Membuat kerangka yang berfungsi sebagai berikut:
§  Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
§  Memudahkan penulis dalam menguraikan permasalahan.
§  Membantu menyeleksi materi yang penting atau yang tidak.

7.      Tahapan dalam menyusun Outline
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelakan gagasan yang timbul)
b.      Mengatur urutan gagasan
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub bab.
d.      Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap. Kerangka yang baik adalah yang urut dan logis karena bila ada gagasan yang bersilang akan mempersulit proses pengembangan .
e.       Mengembangkan  kerangkan karangan. Proses ini bergantung pada penguasaan terhadap materi yang ditulis.

DAFTAR PUSTAKA
http://jawerez.wordpress.com/2010/01/13/outline-kerangka-karangan/
http://nina-gusnedy.blogspot.com/2010/05/outline-kerangka-karangan.html
http://gladysdizz.blogspot.com/2010/06/outlinekerangka-karangan.html
Read more

Kamis, 14 November 2013

PERBEDAAN TOPIK, TEMA DAN JUDUL


1.      TOPIK
Topik (bahasa Yunani:topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topikpembicaraan Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akanmasalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik biasa terdiri dari satu satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya samasama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum,sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
a.       Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
b.      Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
c.       Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
d.      Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

Syarat-syarat sebuah topic sebagai berikut:
a.       Menarik untuk ditulis dan dibaca.
Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya.
b.       Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.


2.      TEMA

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel itu.

Ciri – ciri tema yang baik :
a.       Tema menarik perhatian penulis. Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.
b.      Tema dikenal/diketahui dengan baik. Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
c.        Bahan-bahannya dapat diperoleh. Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d.      Tema dibatasi ruang lingkupnya. Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.


3.      JUDUL
Judul adalah identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul sebaiknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan.


Syarat-syarat pembuatan judul :
a.       Harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut.
b.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa sehingga menimbulkan keinginan tahu dari tiap pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c.       Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangklaian kata yang singkat. Usahakan judul tidak lebih dari lima kata.
Judul terbagi menjadi dua,yaitu :
a.       Judul langsung. Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
b.      Judul tak langsung Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.

Fungsi Judul :
a.       Merupakan identitas/cermin dari jiwa seluruh karya tulis.
b.      Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membacanya atau untuk mempelajari isinya.
c.       Merupakan gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
d.      Relevan dengan isi seluruh naskah, masalah maksud,dan tujunnya.


DAFTAR PUSTAKA
http://jafarbaqdhat.blogspot.com/2012/11/pengertian-topik-tema-judul.html



Read more