Kamis, 31 Oktober 2013

ALINEA ATAU PARAGRAF

ALINEA ATAU PARAGRAF
1.      Pengertian alinea atau paragraf
Alinea (Paragraf) adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

2.      Syarat alinea
a.      Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
b.      Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
c.        Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.
d.      Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkar, 4 hal :
§ Penyusunan kalimat topik,
§ Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
§ Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
§  Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf. 
e.       Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
§ pola runtunan waktu,
§ pola uraian sebab akibat,
§  pola perbandingan dan pertentangan,
§  pola analogi,
§ pola daftar, dan
§  pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan paragraf :
a.        Secara alami
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
b.      Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.
c.       Umum Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke Khuss utama diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut paragraf induktif.

3.      Fungsi atau manfaat dari alinea
a.      Sebagai penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide pokok keseluruhan karangan.
b.      Memudahkan pemahamn jalan pikiran atau ide pokok.
c.       Memungkinkan pengarang melahirkan jalan pikirannya secara sistematis.
d.      Mengarahkan pembaca dalam mengikuti alur pikiran pengarang serta memahaminya.
e.      Sebagai alat penyampai pikiran
f.        Sebagai penanda pikiran baru dimulai
4.      Tujuan pembentukan alinea
a.      Memudahkan pengertia dan pemahan dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain. Oleh sebab itu alinea hanya boleh mengandung suatu tema, bila terdapat dua tema maka dipecah menjadi dua alinea.
b.      Memisahkan dan menegaskan perkataan secara wajar dan formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhatian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini, konsentarsi terhadap tema aline lebih terarah.

5.      Unsur- unsur alinea
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya.
a.       Topik atau tema atau gagasan utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topic merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
b.       Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan  suatu paragraf karena kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
§  Deduktif : kalimat utama diletakan di awal alinea
§   Induktif : kalimat utama diletakan di akhir anilea
§   Variatif : kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
§  Deskriptif/naratif : kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
c.       Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan penjelas.
d.      Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
·         Provokatif (menarik)
·          Berbentuk frase
·          Relevan (sesuai dengan isi)
·         Logis
·         Spesifik

6.      Ciri – ciri kalimat utama dan penjelas
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama.

a.        Ciri kalimat topik :
·         Mengandung permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
·         Mengandung kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
·          Mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
·         Dapat dibentuk tanpa kata sambung atau transisi.

b.        Ciri kalimat pendukung :
·         Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
·          Arti kalimatnya baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
·         Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat transisi.
·         Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat topic

7.      Jenis- jenis alinea
a.      Berdasarkan tujuan
§  Paragraf pembuka
Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas dan menarik dan bertugas menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh :
Pemilu  baru saja usai. Sebgaian oarang terutama caleg yang sudah pasti jadi ,erasa bersyukur karena pemilu berjalan lancar seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stres berat hingga tidak bisa tidur dan tidak mau makan.
§  Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik paragraf ini lebih panjang dari paradraf pembuka. Sifat paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisi, paragraf itu harud disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan sebagai dasar untuk kemudian melangkah kepada paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
§  Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan atau penegasan kembali mengenai hal- hal yang dianggap penting.
Contoh:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.           


b.      Berdasarkan letak kalimat utama
§  Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai terdapatnya kalimat uatam di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
                                    Contoh :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana ituharus disimpan dulu. Para peserta suda h menyepakati nya. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunkannya untuk membuka usaha baru.

§  Paragraf induktif
Paragraf ini diikuti dengan terdapatnya kalimat utam diakhir paragraf dan diawali denga uraian atau penjelasan bersofat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
                                    Contoh:
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar, informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efekti dan efisien.

§  Paragraf campuran
Paragraf ini ditandai dengan adanya kalimat utama diawal dan diakhir paragraf. Kalimat utama yang terketak diakahir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
                                    Contoh;
Dalam kehidupan sehari- hari manusia tida akan dapat dilepaskan dari komunikas. Kegiatan apapun yang  dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana atau modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

c.       Berdasarkan isinya
§  Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
                                    Contoh:
Para pedagang daging aspi di pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengani import daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadapa daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.

§  Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat atau kesimpulan dengan data atau fakta konsep sebagai alasan atau bukti.
Contoh:
Sebagian anak indonesia belum dapat menikamati kebahagian masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak kecil dibawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafakah oeh orangtuanya. Hal ini dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis atau mengais kotak sampah. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter. Kecenderungan orangtua memperkerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat dimana-mana.

§  Deskripsi
Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah- olah melihat merasa atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona dihadapannya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati gari pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengensankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, gadun lancip yang menawan, serta bibir yang berbelah. Dia sungguh tampak sempurna.

§  Persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca agar berbuat sesuai dengan yang diinginkan pengarang.
                                    Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadapa sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusaian dan keadilan. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap saling tolong menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusiaan dan saling mencintai.

§  Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa secar kronologis sehingga membentuk alur cerita. Karangan jenis ini sebgaian besar berdasarkan imajinasi.
                                    Contoh:
Jam istirahat Joni tengah menulis sesuatu dibuku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitkan kening , tersenyum dan kembali menuis.
           

                       
8.      Perkembangan alinea
a.      Pola paragraf definisi merupakan penjelasan sesuatu dengan jelas. Pola paragraf definisi biasanya menggunakan sebuah konjungsi (adalah, ialah, yaitu) yang dicantumkan pada paragraf supaya lebih mudah dimengerti.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Definisi :
Apakah itu Intranet? Kata intranet ini mungkin masih banyak orang awam yang belum mengetahuinya. Kata intranet hampir menyerupai dengan kata internet, namun terdapat perbedaan dari internet dan intranet. Jadi intranet merupakan sebuah jaringan komputer yang berbasis protokol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) seperti halnya sebuah internet, hanya saja intranet digunakan dalam keadaan internal dari sebuah lembaga, perusahaan, kantor, bahkan warung internet(WARNET) pun dapat dikategorikan sebagai intranet. Antar Intranet dapat saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan Internet yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh di dalam suatu tempat atau wilayah. Akan tetapi sebuah intranet tidak perlu terhubung menuju sambungan jaringan ke luar tempat atau wilayah, sehingga intranet hanya terhubung dalam suatu jaringan di dalam suatu tempat atau wilayah. Intranet menggunakan semua protocol TCP(Transfer Control Protokol) atau IP(Internet Protokol) dan aplikasinya, sehingga semua komputer yang terhubung dengan intranet memiliki “private” internet.

b.       Pola paragraf sebab-akibat atau yang pada umumnya disebut pola kausal, dapat dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat suatu peristiwa. Dalam hal ini sebab dapat menjadi gagasan utama, sedangkan akibat dapat menjadi perincian pengembangannya, ataupun sebaliknya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat :
Jika kita sering berolahraga dengan benar, tentunya tubuh kita akan sehat dan bugar. Olahraga dapat memiliki banyak manfaatnya terhadap kesehatan tubuh. Dengan proporsi dan pilihan yang tepat dengan dilakukan secara teratur, olahraga yang kita lakukan dapat mencegah dan membantu proses penyembuhan penyakit. Telah banyak riset yang terus mencoba menemukan manfaat lain dari olahraga. Selain dapat menjaga tubuh dan mencegah kegemukan, olahraga juga dapat sebagai alternative untuk proses penyembuhan seperti halnya obat-obatan. Karena olahraga memiliki lebih sedikit efek samping dibanding jenis pengobatan lainnya. Sebenarnya yang membuat olahraga mampu berfungsi sebagai salah satu cara pengobatan yang efektif yaitu olahraga dapat memperkuat otot dalam tubuh yang bekerja paling keras, yakni jantung. Olahraga teratur mampu memacu tubuh mencapai detak jantung optimal 60 hingga 70 persen dari detak jantung maksima, sehingga mampu membuat jantung berdetak secara efisien, memperkuat pembuluh arteri dan melancarkan sirkulasi darah.

c.       Pada pola paragraf proses merupakan termasuk jenis paragraf deskriptif. Paragraf proses yaitu paragraf yang menjelaskan atau menginformasikan suatu proses terjadinya atau proses bekerjanya sesuatu urutan langkah.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf  Proses:
Tentunya kita semua mengetahui makanan yang bernama tempe. Tempe yang sering kita konsumsi merupakan makanan murah dan bergizi.  Banyak protein yang dikandung oleh tempe. Cara membuat tempe pun tidaklah sulit. Bahan yang akan diolah mudah diperoleh, yaitu kacang kedelai atau kacang-kacangan lain. Namun, bahan yang biasanya digunakan adalah kacang kedelai. Untuk membuat tempe, langkah yang  pertama kali dilakukan yaitu mengambil kedelai yang sudah kita siapkan sebelumnya.  Kita pilih terlebih dahulu kedelai yang bagus dan bersih. Kemudian, cuci bersih dengan air yang mengalir, dan kita rebus sampai terlihat masak. Rebusan tempe yang masih panas tersebut dibiarkan satu atau dua jam sehingga menjadi dingin.  Kulit kedelai masih melekat walaupun ada juga yang sudah mengelupas. Sekarang usahakan supaya kulit kedelai mengelupas semua. Caranya, masukkan kedelai ke dalam bakul, letakkan di bawah pancuran air dan aduk secara terus-menerus. Lakukan hal itu sampai kedelai terkelupas semuanya. Sambil membersihkan kedelai, didihkan air didalam panci besar, kemudian masukan kedelai yang telah dibersihkan dan rebus hingga empuk, setelah terlihat empuk, angkat dan buang airnya. Cuci kedelai dibawah air mengalir untuk membuang sisa kulit arinya, kemudian tiriskan hingga kering. Atur kedelai didalam wadah dengan permukaan lebar, setelah dingin taburi permukaan kedelai dengan ragi tempe, aduk hingga merata, kemudian masukan kedelai yang telah diberi ragi kedalam plastik secara merata, tutup rapat ujungnya, kemudian lubangi plastik tersebut secukupnya untuk udara. Simpan bungkusan tempe tersebut ditempat yang terdapat sirkulasi udaranya selama kurang lebih 35 jam.

d.      Paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph tersebut yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif, atau paduan keduanya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Contoh :
Sebagai seorang pengusaha harus memiliki modal untuk mambangun usahanya. Seorang pengusaha besar biasanya memiliki modal yang besar dalam membangun usahanya. Sedangkan pengusaha kecil biasanya memiliki modal yang kecil dalam membangun usahanya. Baik itu bermodal besar maupun bermodal kecil, seorang pengusaha diarahkan untuk mengolah dan mengatur modal tersebut agar mendapatkan keuntungan yang hendak dicapai. Bagi pengusaha yang bermodal kecil, jika berani mengambil resiko, rintangan dan tantangan dalam mengembangkan usahanya, maka akan dapat menjadi seorang pengusaha yang besar. Jatuh-bangun sebuah usaha akan memberikannya pengalaman dan kekuatan untuk memperluas usahanya sehingga menjadikannya seorang pengusaha yang besar. Banyak pengusaha besar berawal dari modal yang kecil sehingga memiliki usaha bermodal besar dengan sikap pantang menyerah dan memiliki keberanian dalam membangun usahanya. Hal tersebut merupakan sebuah contoh bahwa seorang pengusaha yang bermodal kecil dapat menjadi pengusaha besar dengan keberanian dan sikap pantang menyerah.

e.       Pola Paragraf Klasifikasi merupakan suatu pengembangan paragraph melalui pembentukan kelompok yang berdasar atas sifat-sifat tertentu. Kata atau ungkapan yang biasanya digunakan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Klasifikasi :
Pengklasifikasian pada tumbuhan memiliki tujuan dan manfaat. Klasifikasi tumbuhan merupakan suatu cara sebagai pembentukan kelas-kelas, kelompok, atau unit melalui pencarian keseragaman dalam keanekaragaman tumbuhan. Pengklasifikasian tumbuhan memiliki tujuan untuk menyederhanakan ruang lingkup obyek studi yang akan diteliti. Klasifikasi tumbuhan dapat membantu dalam mengetahui jenis-jenis tumbuhan, mengetahui hubungan antar tumbuhan dan mengetahui kekerabatan antar tumbuhan yang beraneka ragam. Perbedaan dasar yang digunakan dalam mengadakan klasifikasi tumbuhan tentu saja memberikan hasil klasifikasi yang berbeda-beda, yang dari waktu ke waktu menyebabkan lahirnya Sistem Klasifikasi yang berbeda. Namun pada prinsipnya, kesamaan-kesamaan atau keseragaman itulah yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasifikasi, misalnya klasifikasi berdasarkan lingkungan hidupnya, seperti tumbuhan air, tumbuhan darat, tumbuhan dataran tinggi, tumbuhan dataran rendah, atau berdasarkan kegunaannya seperti tumbuhan sandang, obat-obatan, hias, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA




Read more

Minggu, 20 Oktober 2013

KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT EFEKTIF
1.      Pengertian kalimat efektif
            Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Sedangkan rasional kalimat efektif adalah kalimat yang harus mencakup syarat kelengkapan unsur sebuah kalimat karena sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu sebuah kalimat harus memiliki paling tidak subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus ditulis sesuai dengan Ejaan yang disempurnakan (EYD). Dalam membentuk sebuah kalimat yang efektif harus menggunakan kata-kata yang dipilih dengan tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya.

2.      Ciri –ciri kalimat efektif
Ciri-ciri kalimat efektif sebagai berikut :
a.       Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
b.       Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
c.        .Menggunakan diksiyang tepat.
d.      Menggunakankesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
e.       Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
f.       Melakukan penekanan ide pokok.
g.       Mengacu pada kehematan penggunaan kata.
h.       Menggunakan variasi struktur kalimat

3.      Syarat-syarat kalimat efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
a.       Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
b.       Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

4.      Struktur kalimat efektif
Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah. Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu. Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat papa. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.    Buat Papa menulis surat saya.
2.    Surat saya menulis buat Papa.
3.    Menuis saya surat buat Papa.
4.    Papa saya buat menulis surat.
5.    Saya Papa buat menulis surat.
6.    Buat Papa surat saya menulis.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa.
Demikinlah biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hokum yag sudah dibiasakan.

5.      Persyaratan kalimat efektif secara formal
1.      Kesepadanan (koherensi)
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Ciri- ciri nya, seperti tercantum di bawah ini:

a.       Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidak jelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek. Contoh:
§  Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. Salah
§   Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. Benar

b.       Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
§  Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
§  Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
§  Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
§  Saat itu bagi saya kurang jelas.

c.       Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
§  Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
§  Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
§  Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
§  Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
§  Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
§  Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.

d.      Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
§  Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
§  Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.

Perbaikannya adalah sebagai berikut:
§  Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
§  Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2.      Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
§  Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
§  Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat pertama tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu. Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat kedua tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

3.      Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
a.       Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
§ Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
§ Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden. Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

b.      Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
§ Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
§ Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

c.       Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
§ Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

d.      Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
§ Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

e.       Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
§ Saudaralah yang bertanggung jawab.

4.      Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan:
a.       Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
§ Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang.

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
§ Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

b.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan:
§ Ia memakai baju warna merah.
§ Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna. Kata pipit sudah mencakupi kata burung.
Kalimat itu dapat diubah menjadi:
§ Ia memakai baju merah.
§ Di mana engkau menangkap pipit itu?

c.       Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
§ Dia hanya membawa badannya saja.
§  Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
§ Dia hanya membawa badannya.
§ Sejak pagi dia bermenung.

d.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku : para tamu-tamu, beberapa orang-orang
bentuk baku : para tamu, beberapa orang.

5.      Kecermatan
Cermat adalah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini :
a.  Hindari penanggalan awalan
b. Hindari peluluhan bunyi/ c /
c.  Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan/ k / yang tidak luluh
d.                   Hindari pemakaian kata ambigu
Contoh :
§  Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
§  Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat pertama memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi. Kalimat kedua memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
§  Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

6.      Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.  Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
§  Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
b.      Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
§  Surat itu saya sudah baca.
§  Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk:
§  Surat itu sudah saya baca.
§  Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

c.       Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
§  Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
§  Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumahadat.
Seharusnya:
§  Mereka membicarakan kehendak rakyat.
§  Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

7.      Kevariasian
Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi. Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan, lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara minat dan perhatian orang.
Macam-macam variasi :
a.       Variasi Sinonim Kata
Variasi berupa penjelasan yang berbentuk kelompok kata pada hakekatnya tidak merubah isi dari amanat yang akan disampaikan.
Contoh : Dari renungan itulah penyair menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai seluruh puisi.

b.      Variasi panjang pendeknya kalimat
Struktur kalimat akan mencerminkan dengan jelas pikiran pengarang, serta pilihan yng tepat dari struktur panjangnya sebuah kalimat dapat member tekanan pada bagian-bagian yang diinginkan.



c.       Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
Pemakaian bentuk grametikal yang sama dengan beberapa kalimat berturut-turut dapat menimbulkan kelesuan. Sebaba itu haruslah dicari variasi pemakaian bentuk gramatikal.

8.      Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
§  Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
§  Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

6.      Kesalahan dalama menyusun kalimat efektif
a.  Pleonastis
Pleonastis atau pleonasme adalah pemakaian kata yang mubazir (berlebihan), yang sebenarnya tidak perlu.
Contoh :
§  Salah : Banyak tombol-tombol yang dapat Anda gunakan.
§  Benar : Banyak tombol yang dapat Anda gunakan.

b.  Kontaminasi
§  Salah : Fitur terbarunya Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.
§  Benar : Fitur terbaru Adobe Photoshop ini lebih menarik dan bervariasi.

c.    Salah pemilihan kata
§  Salah : Saya mengetahui kalau ia kecewa.
§  Benar : Saya mengetahui bahwa ia kecewa.

d.      Salah nalar
§  Salah : Bola gagal masuk gawang.
§  Benar : Bola tidak masuk gawang.

e.       Pengaruh bahasa asing atau daerah (interferensi)
Bahasa asing
Contoh :
§  Saya tinggal di Semarang di mana ibu saya bekerja.

Kalimat ini bisa jadi mendapatkan pengaruh bahasa Inggris, lihat terjemahan kalimat berikut:
§  I live in Semarang where my mother works.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
§  Saya tinggal di Semarang tempat ibu saya bekerja.
Bahasa daerah
Contoh :
§  Anak-anak sudah pada datang.
Dalam bahasa Indonesia sebaiknya kalimat tersebut menjadi:
§  Anak-anak sudah datang.

f.       Kata depan yang tidak perlu
§  Salah : Di program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
§  Benar : Program ini menyediakan berbagai fitur terbaru.
Ada beberapa hal yang mengakibatkan suatu tuturan menjadi kurang efektif, antara lain:
§  Kurang padunya kesatuan gagasan.
§  Kurang ekonomis pemakaian kata.
§  Kurang logis susunan gagasannya.
§  Pemakaian kata-kata yang kurang sesuai ragam bahasanya
§   Konstruksi yang bermakna ganda.
§  Penyusunan kalimat yang kurang cermat.
§  Bentuk kata dalam perincian yang tidak sejajar.




 DAFTAR PUSTAKA
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia



Read more