Selasa, 10 Juni 2014

CERPEN BAHASA INDONESIA

Tersimpan....

Bagaimana bilaku mengalah walau sebenarnya ku tak rela...(Pasto-Simpanan)

Aaahh lagu itu selalu dan selalu bisa bikin aku terdiam sejenak dan berfikir. Kalian tau kan rasanya gimana kalo lagi denger lagu dan tiba-tiba lirik dari lagu itu pas banget sama keadaan kita sekarang? Ya itu yang aku rasain sekarang.
Aku Olla , mahasiswi semester 8 di perguruan tinggi swasta didaerah Jakarta yang sudah di cafe ini dari sejam yang lalu dan galau. Mahasiswi semester8 masih boleh galau kan? Dari kedatanganku di cafe ini semua baik-baik saja sampai akhirnya lagu itu diputar dan mengacaukan suasana hati dengan sekejap.
“hai, maaf ya aku lama. Macet dijalan tadi. Oh iya kamu udah pesen minum?” . Tiba-tiba Reno orang yang aku tunggu datang.
“iya gapapa. Udah maaf ya aku ga nunggu kamu. Kamu mau pesen apa? “
“iced Capuccino Latte aja. Iya gapapa ko” kata Reno.
“gimana bimbingan kamu hari ini, lancar?” kata Reno memulai pembicaraan.
“ya gitu deh, aku masih bingung mau nyelesaiannya gimana. Kalo mau nyelesaiannya aku harus punya data, tapi aku belom ada datanya.”
“kamu butuh data apa emang?aku bantuin cari kali aja dikantor aku ada data yang kamu butuhin.” kata Reno. Lagi-lagi senyuman itu, gaya bicara itu, aroma tubuh itu. Semua bagian dari orang ini aku suka.
“data pemasaran sih, eh tapi nanti dulu deh aku coba cari sendiri aja dulu kalo engga ada baru aku minta kamu.”
“yaudah terserah kamu, kalo kamu butuh kamu kabarin aku aja ya”kata Reno.
Tiba-tiba hp Reno berbunyi.
Nita
Dia lagi. Kenapa sih dia selalu aja merusak waktuku sama Reno? pikirku kesal.
“maaf ya aku angkat dulu”kata Reno sambil pergi menjauh.
Situasi kaya gini ini yang bikin aku merasa serba salah, kesel, marah, sedih, semuanya! Tapi apa yang bisa aku perbuat sekarang? Mau menyalahkan Reno? Reno engga salah. Cewek itu? Dia juga engga salah. Waktu yang salah, pikirku.
“Olla maaf ya, aku harus pergi sekarang. Nita minta jemput sekarang, padahal tadi pagi dia bilang jemput malem tapi dia mendadak sakit.”
“Iya gapapa. Yaudah sana kamu pergi, hati hati dijalannya jangan ngebut.”kataku sok tegar.
“maaf ya. Besok aku jemput dikampus ya. See you.”ucap Reno sambil mencium keningku dan pergi.
Kalau udah kaya gini ya sudah aku hanya bisa menerima, pasrah. Bukan sekali ini Reno pergi tiba-tiba kaya gini. Sudah satu, dua ,tiga, sering hanya karena Nita seorang. Ya sudahlah, aku pulang aja toh tadi Reno bilang mau jemput aku besok.

***
23:30
Reno kemana ya dia belom ada kabarnya sampe jam segini pikirku dalam hati. Padahal ini bukan kali pertama Reno engga ada kabar setelah dia tiba-tiba pergi. Mungkin dia masi sama Nita, ujarku dalam hati.
“Ah tapi udah jam segini, emang mereka kemana sih!”, kataku dengan kesal.
 Aku mulai bosan menunggu kabar Reno, dan mulai memilih lagu dipalylist hpku dan pilihanku jatuh pada lagu yang tadi sore aku dengar di cafe. Sebenernya pilihan lagu yang salah untuk situasi dan suasana hati sekarang, tapi emang enak kalo denger lagu yang sesuai dengan suasana hati. Padahal bikin makin mau lompat dari lantai 10. Terserahlah, pikirku.

Terlanjur aku jatuh cinta padamu
Meski ku tau terlarang
Namun bagaimana perasaan hatiku harus ku biarkan atau tetap begini
 Sudah cukup lama kau dan aku begini
Jalani kisah tak jelas
 Aku tau kasih engkau milik dirinya , sampai dimana ku kan bergantung pada dirimu...

Sampai kapan ya kita kaya gini terus? Udah lama, lama banget Reno.  Aku tau hubungan kita ini salah. Tapi kalo aku disuruh merelakan kamu sama Nita, jelas aku engga rela. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan. Apa aku harus terus diem gini aja? Kadang pengen banget aku bilang ke Nita semuanya, tapi apa daya?kadang aku juga mikir apa aku nyerah aja?Jujur, aku ga mampu kaya gini terus, Ren, ujarku dalam hati.

***
“mau sampe kapan Olla lu kaya gini terus sama Reno? Lu ga cape hati apa?” omel Sila sahabatku.
“engga tau Sil, gua juga bingung mesti apa”jawabku.
“iya engga bisa gini terus lah! Enak di Reno engga enak di lu Olla” kata SIla kesal.
Aku tau sahabatku ini kesel setengah mati sama Reno, tapi aku bisa apa?aku punya kekuatan apa bisa tanpa Reno?kataku dalam hati. Kita berdua terdiam sibuk dengan argumen-argumen yang hanya bisa kami ucapkan dalam hati, sampai akhirnya hpku berbunyi. Reno telfon! Secepat mungkin aku angkat telfon Reno yang aku tunggu.
“Hallo” kataku bersemangat.
“hai. Maaf ya aku baru telfon kamu”
“iya gapapa” jawabku bohong.
“Olla, kayanya aku ga jadi jemput kamu deh hari ini, aku harus ketemu klien sekarang. Gapapa kan? Maaf ya sayang”
Aku terdiam. Apa lagi ini? Apa aku harus ngalah terus? Waktu kamu buat aku mana? Aku butuh kamu untuk sekedar cerita atau ngobrol!protesku dalam hati.
“sayang kmu masih disitu kan?”kata Reno mengagetkanku.
“Eh! iya iya”
“gapapakan? Kamu pulang bareng Sila dulu ya hari ini. Aku juga dadakan banget, maaf ya sayang” kata Reno.
“iya gapapa. Aku ngerti ko. Ya udah kamu hati-hati dijalan ya” jawabku.
“Iya, kamu juga ya. Bye”
Percakapan yang amat sangat singkat. Singkat sekali. Aku engga perlu kamu jemput, yang aku butuh cuma kabar dari kamu yang engga cuma sekali-sekali disaat kamu butuh.
“Kenapa lagi? Reno ga jadi jemput? Udah gue duga” kata Sila ketus.
“Olla sadar dong! Lu udah berapa lama hubungan sama Reno tapi engga jelas gini? Lu masih percaya sama semua kata-kata manis dia? Udah berapa kali dia kaya gini?” lanjut Sila.
“sekarang dia mau ketemu klien Sil, dadakan juga katanya. Kalo gini gue mesti gimana? mau marah-marah ke Reno? engga mungkin kan”jawabku.
“Marah? Emang lu bisa marah sama Reno?” balas Sila.
Bener  yang dibilang Sila. Kapan aku pernah marah sama Reno setiap dia batalin janji tiba-tiba atau engga ada waktu buat aku. Aku selalu bisa terima alasan-alasan Reno atau emang aku yang engga bisa marah sama Reno? entahlah.
“yaudah mending lu temenin gue cari baju buat besok gue ke Bali.” Kata Sila.
Tanpa mendengar jawabanku, Sila menarik tanganku menuju parkiran mobil.
“tenang , gue anterin lu pulang ko” kata Sila di dalam mobil.

***
Diperjalanan aku tidak banyak bicara. Hanya melamun melihat keluar jendela, entah apa yang aku lihat. Pikiranku tidak sedang disini. Sila sibuk nyanyi ngikutin lagu yang diputar diradio. Walaupun suaranya engga banget tapi lumayan membuatku sedikit tertawa sesekali melihat tingkah aneh Sila.
Sesampainya di mall, Sila langsung mengajakku ke toko yang suda diincar Sila sebelumnya. Dengan cepat Sila segera menuju baju yang ia incar, dan langsung ke fitting room.
“gimana?oke ga?pas kan ya di gue?” tanya Sila.
“iya pas, bagus banget Sil” jawabku.
“oke.” ujar Sila centil.
Sila segera kembali ke fitting room dan segera ke kasir membayar baju itu dan dengan cepat mengajakku keluar toko itu.
“ya ampun pelan-pelan kali Sil. Buru-buru amat mau kemana sih?” protesku.
“sorry hehehehe. Gua laper. Makan yuuk..” kata Sila.
Aku hanya mengikuti Sila kemana dia mau. Aku lagi engga mood ke mall sebenernya, tapi buat apa dirumah juga, yang ada kepikiran Reno lagi. Reno. Apa kabar dia? Lagi apa ya dia? Dimana dia sekarang?,pikirku.  Oh my God! Aku melihat Reno di toko perhiasaan bersama seorang perempuan. Iya perempuan dan sedang memilih cincin. Seketika kepalaku pening, seperti dihantam batu besar.
“Reno” ujarku.
“apa?Reno? mana mana?”tanya Sila. Sila  mengikuti arah tatapanku.
“ya ampun, itu Reno, La! Ngapain dia disini? Bukannya tadi bilang mau ketemu klien?”tanya Sila.
“gatau Sil!” jawabku seraya berjalan menjauh dari toko itu dan meninggalkan Sila yang masih berdiri tertegun.
“Olla tunggu” kata Sila mengejarku.
“mau makan dimana Sil?” tanyaku ketus.
“ga jadi La, kita pulang aja yuuk” jawab Sila.
“ga usah Sil, gua gapapa. Tadi lu bilang laper kan, yaudah ayo makan dulu aja.”
“tapi lu yakin gapapa?”
“gapapa Sil” jawabku sambil tersenyum. Miris.

***
Tangisku pecah. Ya, ternyata aku engga kuat nahan ini sendiri. Aku benci, kesal, marah, muak.
“kenapa sih Sil Reno jahat banget sama gue? Gue salah apa emang? Dia engga pernah tau gimana perasaan gue dia giniin? Gue benci Sil, benci! “
“Bego banget ya gue, nganggep ini semua serius padahal Reno engga pernah nganggep gue sama sekali!  Gue yang berharap terlalu jauh, sampe-sampe gue sendiri engga tau gimana baliknya. Gue yang terlalu berharap lebih dari hubungan yang jelas-jelas salah. Dan gue juga jelas-jelas tau Reno engga akan milih gue, tapi gue....”kataku sambil menangis.  Sila tidak bicara apa-apa. Dia hanya diam, mendengar semua keluhanku yang selama ini aku pendam sendiri, berlaga semuanya akan baik-baik saja.

***
Sila mengantarkanku pulang setelah kejadian memalukan tadi diparkiran mall. Ini akibat aku terlalu bodoh.
“lu mau gue temenin engga?”tanya Sila.
“engga usah Sil, makasih. Lu balik aja, kasian nyokap lu dirumah sendirian kan” jawabku.
“yakin neng?”tanya Sila meyakinkan.
“yakin Sila sayang” jawabku sambil tersenyum.
“yaudah lu istirahat ya. Yang tadi siang engga usah lu pikirin. Orang kaya gitu engga pantes lu pikirin!” pesan Sila.
“Iya.”
***

 Bersambung...








Read more

Sabtu, 07 Juni 2014

FUNGSI DAN RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbiter ( tidak ada hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya ) yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kerja sama, dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder.

1.      Fungsi Bahasa Indonesia 

Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.

A.     Fungsi bahasa secara umum:

a.        Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.

Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu :

·         Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.

·         Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.


b.       Sebagai alat komunikasi.

Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas/ sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.

c.       Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.

d.       Sebagai alat kontrol sosial.

Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.

B.      Fungsi bahasa secara khusus:

1.      Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.

Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.


2.      Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.

3.      Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.

4.      ngeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.

2.       Pengertian Ragam Bahasa

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.

Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.


Read more