Jumat, 20 Maret 2015

ETIKA DAN PROFESIONALISME TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI


Apa itu etika?
Etik atau etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak, kesusilaan dan adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan yang telah dikerjakan itu baik atau buruk dengan tujuan untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian terhadap tindakan-tindakan tersebut.

Apa itu profesi?
Menurut De George, profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan untuk menghasilkan nafkah hidup yang mengandalkan suatu keahlian. Menurut Hardjana(2002), profesi adalah orang yang menjalani profesi sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Jadi, profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian seseorang untuk mencari nafkah.

Apa itu profesionalisme?
Profesionalisme adalah suatu kualitas yang harus dimiliki oleh setiap orang. Profesionalisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Punya keterampilan dan kemahiran yang tinggi di suatu bidang tertentu dalam melaksanakan tugas.
2.   Punya ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu masalah dan peka dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan.
3.        Punya sikap berorientasi ke depan sehingga dapat mengantisipasi perkembangan lingkungan.
4.       Punya sikap mandiri, menghargai pendapat orang lain, dan cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan probadinya.

Mengapa etika dan profesionalisme dibutuhkan?
Etika membantu manusia untuk melihat tindakan yang baik atau buruk yang sesuai dengan norma-norma yang ada dimasyarakat. Etika memberi manusia pedoman bagaimana ia harus bertindak. Etika dalam teknologi informasi mempunyai tujuan sebagai dasar yang harus ditaati dalam teknologi informasi untuk melakukan proses pengembangan, pemapanan dan juga untuk menyusun instrument.

Tujuan digunakannya etika dalam teknologi sistem informasi adalah:
a.       Mampu memetakan permasalahan yang timbul akibat penggunaan teknologi informasi itu sendiri.
b.      Mampu mengiventariskan dan mengidentifikasi etika dalam teknologi informasi.
c.       Mampu menemukan masalah dalam penerapan etika teknologi informasi.

Kapan etika dan profesionalisme itu dibutuhkan?
Etika dan profesionalisme dibutuhkan pada saat seseorang yang memiliki profesi di bidang teknologi khusunya ketika sedang menjalankan tugas atau bekerja. Namun etika dan profesionalisme ini juga dibutuhkan pada kehidupan sehari-hari  dimana perilaku yang dilakukan akan mencerminkan pribadi orang tersebut.

Dimana etika dan profesionalisme itu diterapkan?
Etika dan profesionalisme seharusnya diterapkan pada kehidupan sehari-hari oleh semua pihak yang berada dalam lingkup teknologi sistem informasi baik dilingkungan kerja atau disetiap tempat. Sebagai seorang yang profesional, kita mempunyai tanggung jawan untuk menerapkan etika dalam penggunaan teknologi informasi.

Siapa saja yang harus menerapkan etika dan profesionalisme dibidang teknologi sistem informasi?
Yang harus menerapkan yaitu semua pihak yang terlibat dalam bidang teknologi sistem informasi. Penerapan yang dilakukan tidak hanya pada lingkungan kerja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari karena mereka khusunya yang terlibat dalam bidang teknologi sistem informasi mempunyai tanggung jawab untuk mengimplementasikan etika dan profesionalisme.

Bagaimana menerapkan etika dan profesionalisme itu sendiri?
Cara yang paling dasar untuk menerapkan etika dan profesionalisme adalah dengan memberikan contoh etika dalam menggunakan teknologi informasi dan bersikap profesional dalam bekerja. Contoh inilah yang nantinya akan ditiru oleh orang lain dan seterusnya yang akan menjadi suatu kebiasaan disuatu lingkungan.


SUMBER:


Read more

Senin, 05 Januari 2015

UPACARA PERNIKAHAN ADAT JAWA

Pernikahan adalah suatu rangkaian upacar yang dilakukan sepasang kekasih untuk menghalakan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis keturunan. Dalam melakukan pernikahan, orang Jawa (termasuk semua adat) selalu mencari hari baik berdasarkan patokan primbon Jawa. Setelah ditemukan hari baik, maka sebulan sebelumnya, secara fisik calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani kehidupan pernikahan seperti diurut perutnya, dan diberi jamu. Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang harus dilakukan dalam adat Jawa baik pihak laki-laki maupun perempuan. Berikut adalah upacara pernikahan dalam adat jawa.
Lamaran
Keluarga calon mempelai pria mendatangi (atau mengirim utusan ke) keluarga calon mempelai perempuan untuk melamar putri keluarga tersebut menjadi istri putra mereka. Pada acara ini, kedua keluarga jika belum saling mengenal dapat lebih jauh mengenal satu sama lain, dan berbincang-bincang mengenai hal-hal yang ringan. Biasanya keluarga dari calon mempelai perempuan yang mempunyai hak menentukan lebih banyak, karena merekalah yang biasanya menentukan jenis pernikahannya:
·         Paes Agung yaitu pernikahan agung
·         Paes Kesatriyan yaitu pernikahan jenis ksatria yang lebih sederhana
Jika lamaran diterima, maka kedua belah pihak akan mulai mengurus segala persiapan pernikahan. Hal-hal yang perlu dibicarakan antara lain meliputi tanggal dan hari pelaksanaan perkawinan, jam berapa. Jika suda ditentukan, upacara lain seperti peningsetan, siraman, midodareni, panggih, resepsi dan lain-lain harus ditentukan juga.
Yang lebih disibukkan adalah pihak orang tua calon pengantin wanita. Hal-hal yang harus dilakukan adalah:
1.      Mengundang keluarga untuk membicarakan dan menyiapkan seluruh proses pernikahan. Secara tradisi dibentuk sebuah panitian yang terdiri dari anggota  keluarga dan kenalan dekan yang masing-masingnya mempunyai tugas yang jelas.
2.      Pemasangan Bleketepe dan Tarub sehari sebelum upacar pernikahan, rumah orang tua mempelai wanita dipasangi tarub dan bleketepe dipintu masuk halaman depan. Dibuat pigura yang idhiasi tarub yang terdiri dari tuwuhan yaitu tanaman dan dedaunan yang mempunyai arti.
Dikiri dan kanan gapura dipasang pohon pisang yang sedang berbuah pisang yang telah matang. Artinya adalah suami menjadi kepala keluarga ditengah kehidupan bermasyarakat. Seperti pohon pisang yang bisa tumbuh baik dimanapun dan rukun dengan lingkungan.

Sepasang tebu wulung, phon tebu yang berwarna kemerahan merupakan simbol mantapnya kalbu pasangan baru yang akan membina keluarga mereka.
Cengkir gading, kelapa kecil berwarna kuning melambangkas kencangnya-kuatnya pikiran baik, sehingga pasangan ini dengan bersungguh-sungguh terikat dalam kehidupan bersama.

Berbagai dedaunan segar seperti beringin, mojokoro, alang-alang, dadap srep, merupakan harapan supaya pasangan ini hidu dan tumbuh dalam keluarga yang selalu selamat dan sejahtera.

Anyaman daun kelapa yang dinamakan bleketepe digantungkan digapuran depan rumah dimaksudkan untuk mengusir segala gangguan dan roh jahat sekaligus menjadi pertanda bahwa rumah ini sedang dilakukan upacar pernikahan.

Sesaji khusus disediakan sebelum pemasangan tarub dan bleketepe yyang terdiri dari : nasi tumpeng, berbagai macam buah-buahan termasuk pisang dan kelapa, berbagai macam lauk pauk, kue, minuman, bunga, jamu, tempe, daging kerbau, gula kelapa dan sebuah lentera. Sesaji ini melambangkan ermohonan supaya mendapatkan berkah dari Tuhan dan restu dari leluhur dan sekaligus sebagai sarana untuk menolok goda makhluk jahat. Sesaji ditempatkan dibeberapa tempat dimana prosesi upacara pernikahan dilaksanakan seperti didapur, kamar mandi, pintu depan, dibawah tarub dan di jalan dekat rumah.

Siraman
Acara yang dilakukan pada siang hari sebelum Ijab atau upacara pernikahan ini bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga. Siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau taman keluarga masing-masing dan dilakukan oleh orang tua atau wakil mereka.
Ada tujuh Pitulungan atau penolong (Pitu artinya tujuh)- biasanya tujuh orang yang dianggap baik atau penting - yang membantu acara ini. Airnya merupakan campuran darikembang setaman yang disebut Banyu Perwitosari yang jika memungkinkan diambil dari tujuh mata air dan melambangkan kehidupan. Keluarga pengantin perempuan akan mengirim utusan dengan membawa Banyu Perwitosari ke kediaman keluarga pengantin pria dan menuangkannya di dalam rumah pengantin pria.
Acara siraman diawali oleh orang tua dan ditutup oleh Pemaes yang kemudian dilanjutkan dengan memecahkan kendi.
Banyak hal yang harus dipersiapkan sebelum acara dimulai:
§  Tempat air dari perunggu atau tembaga yang berisi air dari tujuh mata air.
§  Kembang setaman yaitu bunga-bunga seperti mawarmelaticempakakenanga, yang ditaruh di air.
§  Aroma lima warna yang digunakan sebagai sabun.
§  Sabun cuci rambut tradisional dari abu dari merangsantan, dan air asam Jawa.
§  Gayung yang berasal dari kulit kelapa sebagai ciduk air.
§  Kursi yang dilapisi tikar, kain putih, dedaunan, kain lurik untuk tempat duduk pengantin selama prosesi berlangsung.
§  Kain putih untuk dipakai selama upacara siraman.
§  Baju batik untuk dipakai setelah uparaca siraman.
§  Kendi.
§  Sesajian
Sesajian merupakan hal yang dianggap penting dalam upacara Jawa. Sesajian untuk siraman terdiri dari berbagai macam sajian:
§  Tumpeng Robyongnasi kuning dengan hiasan-hiasan.
§  Tumpeng Gundhul, nasi kuning tanpa hiasan.
§  Makanan seperti ayam, tahu, telur.
§  Buah-buahan seperti pisang dan lain-lain.
§  Kelapan muda.
§  Tujuh macam bubur.
§  Jajanan seperti kue manis, lemper, cendol.
§  Seekor ayam jago
§  Lampu lentera
§  Kembang Telon - tiga macam bunga (kenanga, melati, cempaka).

Urut-urutan acara siraman adalah sebagai berikut:
§  Pengantin pria / perempuan dengan rambut terurai keluar dari kamarnya diiringi oleh orang tuanya masing-masing.
§  Pengantin tersebut berjalan menuju tempat siraman.
§  Beberapa orang berjalan di belakang mereka membawa baju batik, handuk, dan sebagainya.
§  Pengantin tersebut duduk di kursi dan memanjatkan doa.
§  Sang ayah memandikan sang pengantin, disusul oleh sang ibu.
§  Sang pengantin duduk dengan kedua tangan diletakkan di depan dalam posisi berdoa.
§  Mereka menuangkan air ke atas tangannya dan sang pengantin berkumur tiga kali.
§  Lalu mereka menuangkan air ke atas kepalanya, muka, telinga, leher, tangan dan kaki masing masing tiga kali.
§  Setelah orang tua menyelesaikan prosesi siraman disusul oleh empat orang lain yang dianggap penting.
§  Orang terakhir yang memandikan sang pengantin adalah Pemaes atau orang lain yang dianggap spesial. Sang pengantin dimandikan dengan sabun dan shampo (secara simbolik).
§  Setelah itu acara pecah kendi yang dilakukan oleh ibu pengantin perempuan.

Pecah kendi
Kendi yang digunakan untuk siraman diambil. Ibu pengantin perempuan atau Pameas(untuk siraman pengantin pria) atau orang yang terakhir akan memecahkan kendi dan mengatakan: "Wis Pecah Pamore" - artinya sekarang sang pengantin siap untuk menikah.

Pangkas Rikma Ian Tanam Rikma
Acara memotong sedikit rambut pengantin perempuan dan potongan rambut tersebut ditanam di rumah belakang.

Upacara ngerik
Ngerik artinya rambut rambut kecil diwajah calom pengantin wanita dengan hati hati dikerik oleh pemaes. Rambut pengantin wanita dikeringkan kemudian diasapi dengan ratus/dupa wangi. Lalu perias mulai merias calon pengantin. Wajahnya dirias dan rambutnya digelung sesuai denga pola upacar pernikahan yang ditentukan. Sesudah itu, pengantin didandani dengan kebaya bagus yang telah disiapkan dan kain batik sidomukti da sidoasih yang melambangkan dia akan hidup makmur dan dihormati.
Pada malam itu ayah dan ibu calon pengantin wanita memberikan suapan terkahir kepada putrinya, karena mulai besok dia sudah dibawah tanggung jawab suaminya.

Upacara Midodareni
Upacara ini berlangsung dimalam hari sebelum ijab dan temu manten/panggih di keesokan harinya dimana kedua orang tua calon beserta calon mempelai pria berkunjung kerumah orang tua calon mempelai wanita.
Calon mempelai wanita setelah dirias dikamar pelaminan, nampak cantik sekali baai widodari, bidadari/ dewi khayangan. Sesuai kepercayaan kuno, malam iti putri ditemani oleh beberapa dewi cantik dari kahyangan. Malam itu dia harus tinggal dikamar dan tidak boleh tidur dari jam 6 sore sampai tengah malam. Beberapa ibu sepuh menemani dan memberikan nasiha-nasihat. Keluarga calon mempelai pria yang wanita yang datang pada malam midodareni boleh, mengengok calon mempelai wanita yang sudah dirias dan siap untuk dinikahkan.
Upacara diluar kamar pelaminan
Dimalam midodareni, orang tua dan keluarga calon pengantin wanita menerima kunjungan dari orang tua dari keluarga calon pengantin pria. Mereka duduk didalam rumah saling berkenalan dan bersantap bersama. Calon pengantin pria tidak boleh masuk rumah dan hanya boleh duduk diserambi depan dan hanya disuguhi segelas air minum, tidak boleh makan dan minum yang lain. Hal ini dimaksudkan untuk melatih kesabaran seorang suami dan kepala keluarga.
Srah-srahan atau Peningsetan
dalam upacara midodareni, bisa dilakukan srah-srahan atau peningsetan. Orang tua dan keluarga calon pengantin prian memberikan beberapa barang kepada orang tua calon pengantin wanita.
Peningsetan dari kata singset artinya mengikat erat dalam hal ini terjadinta komitmen akan sebuah perkawinan antara putra putri kedua oihak dan para orang tua pengantin akan menjadi besan.
Pemberian itu berupa satu set suruh ayu sebagai lambang harapan tulus supaya mendapatkan keselamatan. Seperangkat pakain untuk pengantin wanita, termasuk beberapa kain batik dengan motif yang melambangkan kebahagiaan hidup. Tidak boleh ketinggalan sebuah stagen, ikat pinggang kain putih yang besar dan panjang sebagai tanda kuatnya tekat. Beberapa hasil bumi sebagai lambang hidup kecukupan dan sejahtera  dan sepasang cicin kawin untuk kedua mempelai.
Pada kesempatan ini, pihak calon mempelai pria menyerahkan sejumlah uang sebagai sumbangan untuk pelaksanaan upacara pernikahan. Menurut adat Surakarta, sewaktu rombongan tamu berpamitan pulang, pihak tuan rumah memberikan angsul-angsulan berupa kue, buah-buahan dan pakaian temanten pria yang akan dipakai besok. Pada adat Yogyakarta tidak ada angsul-angsulan.

Upacara Ijab
jab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ini disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.
Busana Pengantin dalam Upacara Pernikahan adat Surakarta terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Basahan, Solo Putri, dan Solo Muslim. Busana Basahan awalnya mirip busana Tari Budhaya Ketawang di keraton. Namun, akhirnya meskipun tarian tersebut sangat sakral, tetapi sudah diijinkan untuk dikenakan oleh pengantin sekarang. Sedangkan untuk Solo Putri, untuk rias wajah mirip Busana Basahan, hanya busana yang dikenakan sangatlah berbeda. Solo Muslim ialah kreasi variatif dari Solo Putri yang dipadukan dengan jilbab zaman sekarang.

Upacara panggih/temu (mengawali acara resepsi)
Pada upacara ini kembar mayang akan dibawa keluar rumah dan diletakan di persimpangan dekat rumah yang tujuannya untuk mengusir roh jahat. Kembar mayang adalah karangan bunga yang terdiri dari daun-daun pohon kelapa yang ditancapkan ke sebatang tanggul kelapa. Dekorasi ini memiliki makna yang luas:
§  Berbentuk seperti gunung, tinggi dan luas, melambangkan seorang laki-laki harus berpengetahuan luas, berpengalaman, dan sabar.
§  Hiasan menyerupai keris, pasangan harus berhati-hati di dalam hidup mereka.
§  Hiasan menyerupai cemeti, pasangan harus selalu berpikir positif dengan harapan untuk hidup bahagia.
§  Hiasan menyerupai payung, pasangan harus melindungi keluarga mereka.
§  Hiasan menyerupai belalang, pasangan harus tangkas, berpikir cepat dan mengambil keputusan untuk keselamatan keluarga mereka.
§  Hiasan menyerupai burung, pasangan harus memiliki tujuan hidup yang tinggi.
§  Daun beringin, pasangan harus selalu melindungi keluarga mereka dan orang lain.
§  Daun kruton, melindungi pasangan pengantin dari roh-roh jahat.
§  Daun dadap serep, daun ini dapat menjadi obat turun panas, menandakan pasangan harus selalu berpikiran jernih dan tenang dalam menghadapi segala permasalahan (menenangkan perasaan dan mendinginkan kepala).
§  Bunga Patra Manggala, digunakan untuk mempercantik hiasan kembar mayang.
Sebagai hiasan, sepasang kembar mayang diletakkan di samping kanan dan kiri tempat duduk pengantin selama resepsi pernikahan. Kembar mayang hanya digunakan jika pasangan pengantin belum pernah menikah sebelumnya.
Setelah itu pengantin laki-laki (dengan ditemani kerabat dekatnya (orang tuanya tidak boleh menemaninya dalam acara ini) tiba di depan gerbang rumah pengantin perempuan dan pengantin perempuan keluar dari kamar pengantin dengan diapit oleh dua orang tetua perempuan dan diikuti dengan orang tua dan keluarganya. Di depannya dua anak perempuan (yang disebut Patah) berjalan dan dua remaja laki-laki berjalan membawa kembar mayang dan kemudian melanjutkan upacara dengan melakukan beberapa ritual:
Balangan Suruh Pada saat jarak mereka sekitar tiga meter, mereka saling melempar tujuh bungusan yang berisi daun sirih, jeruk, yang ditali dengan benang putih. Mereka melempar dengan penuh semangat dan tertawa. Dengan melempar daun sirih satu sama lain, menandakan bahwa mereka adalah manusia, bukan makhluk jadi-jadian yang menyamar jadi pengantin. Selain itu ritual ini juga melambangkan cinta kasih dan kesetiaan.
Wiji Dadi Mempelai laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah dengan kaki kanan, kemudian pengantin perempuan akan membasuh kaki sang suami dengan air bunga. Proses ini melambangkan seorang suami dan ayah yang bertanggung jawab terhadap keluarganya dan istri yang taat melayani suaminya
Pupuk Ibu pengantin perempuan yang mengusap pengantin laki-laki sebagai tanda ikhlas menerimanya sebagai bagian dari keluarga.
Sindur Binayang Di dalam ritual ini ayah pengantin perempuan menuntun pasangan pengantin ke kursi pelaminan, ibu pengantin perempuan menyampirkan kain sindursebagai tanda bahwa sang ayah menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan sang ibu memberikan dukungan moral.
Timbang / Pangkon Di dalam ritual ini pasangan pengantin duduk di pangkuan ayah pengantin perempuan, dan sang ayah akan berkata bahwa berat mereka sama, berarti bahwa cinta mereka sama-sama kuat dan juga sebagai tanda kasih sayang orang tua terhadap anak dan menantu sama besarnya.
Tanem Di dalam ritual ini ayah pengantin perempuan mendudukkan pasangan pengantin di kursi pengantin sebagai tanda merestui pernikahan mereka dan memberikan berkat.
Tukar Kalpika Mula-mula, pengantin pria meninggalkan kamarnya dengan diapit oleh anggota laki-laki keluarga (saudara laki-laki dan paman-paman). Seorang anggota keluarga yang dihormati terpilih untuk berperan sebagai kepala rombongan.
Pada waktu yang sama, pengantin perempuan juga meninggalkan kamar sambil diapit oleh bibi-bibinya untuk menemui pengantin pria. Sekarang kedua pengantin duduk di meja dengan wakil-wakil dari masing-masing keluarga, dan kemudian saling menukarkan cincin sebagai tanda cinta.
Kacar-kucur / Tampa Kaya / Tandur Dengan bantuan Pemaes, pasangan pengantin berjalan dengan memegang jari kelingking pasangannya, ke tempat ritual kacar-kucuratau tampa kaya. Pengantin pria akan menuangkan kacang kedelai, kacang tanah, beras, jagung, beras ketan, bunga dan uang logam (jumlahnya harus genap) ke pangkuan perempuan sebagai simbol pemberian nafkah. Pengantin perempuan menerima hadiah ini dengan dibungkus kain putih yang ada di pangkuannya sebagai simbol istri yang baik dan peduli.
Dahar Kembul / Dahar Walimah Kedua pengantin saling menyuapi nasi satu sama lain yang melambangkan kedua mempelai akan hidup bersama dalam susah dan senang dan saling menikmati milik mereka bersama. Pemaes akan memberikan sebuah piring kepada pengantin perempuan (berisi nasi kuning, telur goreng, kedelai, tempe, abon, dan hati ayam). Pertama-tama, pengantin pria membuat tiga bulatan nasi dengan tangan kanannya dan menyuapkannya ke mulut pengantin perempuan. Setelah itu ganti pengantin perempuan yang menyuapi pengantin pria. Setelah makan, mereka lalu minum teh manis.
Rujak Degan Acara pembuka untuk anak pertama, memohon supaya segera memiliki anak. Rujak degan artinya agar dalam pernikahan selalu sehat sejahtera.
Bubak Kawah Acara perebutan alat-alat dapur untuk anak pertama. Artinya agar pernikahan keduanya sehat dan sejahtera.
Tumplak Punjen Acara awal untuk anak bungsu. Artinya segala kekayaan ditumpahkan karena menantu yang terakhir.
Mertui Orang tua pengantin perempuan menjemput orang tua pengantin laki-laki di depan rumah untuk berjalan bersama menuju tempat upacara. Kedua ibu berjalan di muka, kedua ayah di belakang. Orang tua pengantin pria duduk di sebelah kiri pasangan pengantin, dan sebaliknya.
Sungkeman Kedua pengantin bersujud memohon restu dari masing-masing orang tua. Pertama-tama ayah dan ibu pengantin perempuan, kemudian baru ayah dan ibu pengantin pria. Selama sungkeman, Pemaes mengambil keris dari pengantin pria, dan setelah sungkeman baru dikembalikan lagi.
Resepsi Setelah semua upacara selesai dilakukan, saatnya untuk resepsi pernikahan dan para tamu mulai makan dan minum makanan tradisional Solo dengan disertai tari tradisional Jawa dan musik gamelan. Acara foto-foto dan salam-salaman dengan kedua pengantin juga dilangsungkan.

Sumber


Read more