BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ratu Elizabeth 1
adalah ratu Inggris yang memerintah selama 45 tahun (1558-1603). Ia dianggap
ratu paling terkemuka. Dibawah pemerintahannya, Inggris mencapai masa
kemakmuran ekonomi, kemajuan dibidang kesusastraan dan kekuatan militer. Inggris
memiliki armada laut paling kuat di dunia. Bahkan persemakmuran Virginia, nekas
koloni Inggris di Amerika Utara yang saat ini maenjadi salah satu dari 13
negara bagisan pertama Amerika Serika dinamakan sesuai dengan julukan Elizabeth
I, “the Virgin Queen”.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Gaya
dan tipe kepemimpinan Ratu Elizabeth I
2. Teori
kepemimpina Ratu Elizabeth I
3. Kekurangan
dan kelebihan Ratu Elizabeth I
4. Riwayat
hidup Ratu Elizabeth I
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Organisasi Umum 1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Gaya dan tipe
kepemimpinan Ratu Elizabeth I
Elizabeth adalah seorang politikus yang cakap,
tegas, punya pandangan luas. Dia juga bersikap sangat hati-hati dan
konservatif. Dia tidak suka perang dan pertumpahan darah meskipun dia bisa
melakukannya. Dalam pemerintahan, dia sangat kooperatifdengan parlemen. Beliau memimpin
inggris dengan gaya kepemimpinan “Demokrasi” yaitu gaya kepemimpinan yang
memberikan wewenang secara luas kepada bawahan. Setiap ada permaslahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Tipe kepemimpinan nya “Diplomatis” dimana dalam bidang politik luar
negerin, ia terkenal sebagai tokoh yang cermat, luwess dan berpandangan jauh. Pada
awal tahun 1560 dia mengadakan “perjanjian Edinburgh” yang menjamin
penyelesaian konflik dengan Skotlandia dan Pertentangan dengan Prancis juga
berakhir dengan baik.
2.2 Teori Kepemimpinan
Ratu Elizabeth I
Pada usia 13 tahun tepatnya tttahun 1547, ayahnya
Henry VIII tutup usia. Saudara tiri Elizabeth Edward VI naik tahta dan berkuasa
anatara tahun 1547-1553. Saat itu terjadi konflik antara kelompok protestan dan
katholik roma dan Edward VI lebih mendukung golongan protestan. Namun setelah
Ratu Mary naik kerajaan Inggris kembali mendukung katholik roma. Golongan protestan
sitindas dan banyak pengikutnya yangt dihukum
mati. Ratu Mary tutup usia pada tahun 1558 dan digantikan Elizabeth I.
Banyak masalah yang menghalang ratu yaitu peperangan
melawan Prancis, hubungan tegang dengan Skotlandia dan Spanyol, kondisi moneter
pemerintah dan perpecahan agama. Tak lama setelah Elizabeth naik tahta, ia
membuat undang undang tentang “Supremasi dan Persamaan” yang disahkan tahun
1559 yang berisi menetapkan Anglican sebagai agama resmi Inggris dan berhasil
meredam perpacahan agama di Inggris.
Pertentangan dengan Prancis juga berakhir dengan
hubungan baik dikedua Negara. Namun Inggris terlibat pertentangan dengan
Spanyol dan perang antara Inggris dengan Spanyol pun tak terhindarkan walaupun
Ratu Elizabeth tidak menginginkan peperangan. Pemberotakan di negeri Belanda
melawan penguasa Spanyol juga menjadi factor pembantu karena pemberontak
Belanda menganut protestan dan Elizabeth membantu Belanda. Karena itu ketika
perang dengan Spanyol yang terjadi 1588 Elizabeth mendapat dukungan penuh. Perang
Spanyol dikarenakan Elizabeth membangun Angkatan Laut Inggris hingga memiliki
armada yang kuat. Dan keadaan ini membuat Raja Philip II dari Spanyol merasa
tersaingi oleh Inggris dan akhirnya membangun Angkatan Laut dengan kekuatan
yang sama dengan Inggris.
Pokok-pokok keberhasilan Elizabeth
bisa diringkas sebagai berikut Pertama, dia memimpin Inggris selama tahap kedua
jaman pembaharuan tanpa pertumpahan darah yang berarti. (Berbeda dengan Jerman
di mana tiga puluh tahun perang (1618-1648) membunuh lebih dari dua puluh lima
persen penduduk, sungguh menyolok). Selain dia, meredakan rasa benci keagamaan
antara Katolik Inggris dan Protestan Inggris, dia berhasil pula menjaga
persatuan bangsa. Kedua, empat puluh lima tahun pemerintahannya –Era Elizabeth–
umumnya dianggap jaman keemasan suatu bangsa besar di dunia. Ketiga, adalah
juga di masa pemerintahannya Inggris muncul selaku kekuatan pokok, posisi yang
bisa dipertahankannya berabad berikutnya.
2.3 Kekurangan dan
Kelebihan Ratu Elizabeth I
Kekurangan Elizabeth terbesar
mungkin ogah-ogahan menyediakan peluang buat pergantian tahtanya. Bukan saja
dia tak pernah kawin, tetapi dia selalu menghindari menetapkan penggantinya.
(Mungkin karena dia takut, jika dia tunjuk seseorang jadi penggantinya akan
segera jadi rivalnya). Apa pun alasan Elizabeth tidak mau menyebut
penggantinya, kalau saja dia mati muda (atau kapan saja sebelum matinya Mary
dari Skotlandia), Inggris mungkin sudah kecemplung dalam kancah perang saudara
sesudah penggantian. Nasib baik buat Inggris, Elizabeth hidup sampai umur tujuh
puluh tahun. Di atas tempat tidur menjelang rohnya melayang, dia sebut Raja
James II dari Skotlandia (putera Mary dari Skotlandia) menjadi penggantinya.
Meskipun ini berarti persatuan antara Inggris dan Skotlandia di bawah satu
mahkota, ini merupakan pilihan yang membingungkan. Baik James maupun puteranya
Charles I terlampau otoriter buat selera Inggris, dan di abad tengah perang
saudara pun meledaklah.
Kelebihannya Elizabeth punya
kecerdasan yang melebihi orang biasa dan seorang politikus yang cakap, tegas,
punya pandangan luas. Berbarengan dengan itu dia punya kehati-hatian dan
konservatif. Dia mengidap ketidaksukaan berperang dan pertumpahan darah
meskipun jika diperlukan dia bisa bersiteguh. Seperti halnya ayahnya, dia
menjalankan pemerintahan dengan kerjasama parlemen dan bukan melawannya. Karena
dia tidak kawin, maka tampaknya dia masih perawan seperti dikemukakannya di
muka umum. Tetapi, tidaklah pula terlalu benar jika dianggap dia itu termasuk
jenis perempuan pembenci lelaki. Malah sebaliknya, dia jelas menyukai pria dan
gemar bergaul dengannya. Elizabeth punya kemampuan memilih menteri-menterinya
yang becus. Sebagian dari hasil-hasil yang dicapainya antara lain berkat
Williarn Cecil (Lord Burghley), yang menjadi penasihat utamanya sejak tahun
1558 hingga matinya di tahun 1598.
2.4
Riwayat Hidup Ratu Elizabeth I
Elizabeth lahir tahun 1533 di
Greenwich, Inggris. Ayahnya, Raja Henry VIII, perintis babak pembaharuan
Inggris. Ibunya, Anne Boleyn, adalah istri kedua Henry. Anne dipenggal
kepalanya hingga menggelinding bagai sebutir nyiur tahun 1536 dan beberapa
bulan kemudian parlemen keluarkan pengumuman bahwa Elizabeth yang waktu itu
berumur tiga tahun sebagai “anak sundal.” (Ini merupakan sikap umumnya kaum
Katolik Inggris yang tidak menganggap sah perceraian Henry dengan istri
pertamanya). Meski ada kutukan parlemen, Elizabeth dibesarkan dalam rumah
tangga kerajaan dan peroleh pendidikan baik.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth I selama 45
tahun Inggris mencapai pada masa kejayaannya. Dan jarang di inggris raja-raja
yang mengalami keberhasilan seperti Ratu Elizabeth. Dengan gaya kepemimpinannya
yang cakap, lugas,tegas dan punya pandangan yang luas dan dapat menjalin
kerjasam yang baik dengan para menteri-menteri dibawahnya juga Ratu Elizabeth
seorang yang tidak menyukain peperangan.
Daftar Pustaka